Monday, April 15, 2013

Cerpen



Menggenggam Andromeda
Singa dan macan terus beradu dalam mencari mangsa, berlari dan terus berlari. Tak mengenal pagi, siang bahkan malam. Mereka mengejar apa impian mereka dalam mencari mangsanya. Singa dengan sebutan raja hutan tapi dia berhati lembut dan baik, berbulu coklat yang memikat sedangkan macan yang berbulu loreng hitam coklat yang melunturkan pandangan setiap orang yang melihat karena kecantikan nya , dengan sifat tegas dan memiliki suara lantang. Macan dan singa adalah seorang sahabat baru dari seberang desa di sebelah kota besar di Islandia. Mereka menjadi sahabat sejak memutuskan berpisah dengan kedua orang tuanya dan merantau di sebuah kota besar di daerah Afrika. Berkumpul dalah sebuah forum, mereka menemuka teman baru yang bernama Chita . Si macan kecil yang berbulu coklat dan tak ada loreng di sekujur tubuhnya. Chita, macan dan Singa pun kini saling mengenal . dalam perjalanan perantauan mereka selalu menemukan kecocokan satu sama lain. Sering dikenal teman sekelilingnya dengan sebutan trio angel karena tingkah laku mereka yang selalu sama dan beragam sifat mereka yang berbeda menjadikan kecocokan dalam berteman. Chita yang selalu menunjukan tingkah konyolnya sehingga memberi warna dalam perjalanan hidup. Singa yang mempunyai hati lembut suka menolong , rajin menabung dan tidak sombong akan tetapi super duper tledor. Dengan keteledoran tersebut sifat tegas si Macan pun menonjol akan tetapi dia yang suka mengulur waktu sampai pada akhirnya apa yang iya inginkan tak terlaksana. Yah perbedaan inilah yang membuat trio angel ini saling melengkapi.
Di sebuah tempat diatas gedung tertinggi mereka saling berjanji menjadi teman terbaik dan menuju cita-cita yang telah mereka inginkan. Singa, Macan dan Chita pun memiliki impian yang berbeda. Seirama dalam nada, satu dalam langkah , bahagia dalam tangis, dan merangkul saat terinjak demi meraih cita. Penyaksian oleh rasi bintang dalam heningnya malam yang kelam. Menembus sinar Andromeda dan saling berkeinginan tuk menggenggamnya dalam genggaman tangan kecil tanpa sela.
 
Mereka bertiga semakin merangkul dan mendekap dalam lengan persahabatan demi meraih citanya. Akan tetapi disaat musim mulai berganti dari musim semi ke musim gugur, musim salju ke musim panas . hari pun mulai berganti menjadi bulan. Sebuah Andromeda berubah menjadi andromex kini mulai ngebooming. Singa yang telah berhasil meraih andromex dalam genggamanya, berbentuk kotak berukuran 10x5 cm, tipis, dan bisa berubah tampilan apabila disentuh dengan tangan. Macan yang hanya bisa memiliki serpihan bata kotak yang hanya bisa digunakan seperti penghantar kabar bagai merpati yang terbang di awan dan telegram modern Akan tetapi masih belum bisa menggenggam andromex yang sebenarnya. Chita yang Cuma memiliki sekeping bata putih , berukuran 7x4 cm, anak dari Andromeda akan tetapi tak sama seperti andromex sebenarnya.
Berbagai usaha telah mereka lakukan demi menggenggam Andromeda dalam jeratan jari. Singan dan Macan kini bisa meraih dan menggenggam andromex sebenarnya. Setelah singa dan macan kini bisa mendapatkan nya mereka berubah 80o F terhadap lingkungan sekitar. Mereka tak peduli dengan lawan disekitarnya dalam mencari mangsa. dulu singa dan macan jalan dengan mencongak, setelah Andromeda jatuh runduklah kepala. Di sepanjang hamparan pasir dan kerikil tunduklah kepala mereka. Bahkan mereka terus dan terus merunduk. Lupa kan tugas lain dan kawan di sekitarnya. Si Chita pun merasa terlupakan akan tingkah mereka, sama sekali tak peduli. Terdampar aku lara bagaikan batu karang tersapu ombak. Menggulung di atas tanah yang kaku permukaan. Bisik hati merintih sepi. Saat mulut mulai terbungkam membisu. Kebisuan menjadi raja saat ini. Adakah kalian tau ? seorang sahabat dalam nyanyian rindu mencoba memanggil kalian, dalam hembusan angin malam yang menghantarkan kenangan kita lalu. Masih ingatkah kau sahabarku ? nada- nada yang pernah kita nyanyikan saat dunia berpaling dari kita dan hanya satu kata untuk kalian “ aku menanti kebersamaan dulu kita saat Andromeda berada di atas kepala kita dalam indahnya malam”. “Aku tahu dan aku sadar ini bukan mereka yang salah , ini akibat dari andromex yang mulai merajai jagat raya ini dan berubah menjadi Android” cetus si Chita karena kejengkelan nya.
Semakin hari si Macan dan Singa merasakan ada yang beda dengan Chita. “ eh … si chita kok sekarang jadi diem yah sama kita ada apa yah ?” ujar Macan . “ gak tau, akhir-akhir ini dia agak jauh sama kita, kayaknya dia marah sama kita, tapi marah kenapa yah ?” saut Singa tanpa merasa bersalah. Kemudian mereka menghampiri Chita bersamaan dan menanyainya perlahan. “ Chita sayang , kamu kenapa kok sekarang diem sama kita, kamu marah ?” ucap Singa dan Macan. Chita tetap terdiam dan tak mau menjawab akan tetapi air matanya yang tiba-tiba menetes, tampak dari mukanya kalau dia lagi sedih. “ Chita maafkan kita kalau kita salah sama kamu”, ucap Singa. Perlahan Chita mulai membuka mulut dan mulai bicara, “ entah apa yang aku rasa saat ini, apa ini keegoisanku ataukah Cuma halusinasiku. Aku merasa setelah android digenggaman kalian, kalian udah gak peduli sama aku , bahkan aku ajak ngomong kalian tapi gak pernah ngerespon aku. Apa ini yang dimaksud impian kalian? Mendapatkan sesuatu yang hanya bisa didapat dengan beberapa lembaran uang tapi kalian meninggalkan teman kalian sendiri. Apa ini yang dinamakan sahabat ?”. Isakan tangis saat itu menjadi saksi akan tulusnya rasa persahabatan mereka. Pelukan antara Singa, Macan, dan Chita menyadarkan bahwa sahabat tak kan bisa tergantikan oleh benda apapun termasuk android yang telah mereka genggam dalam tangan tanpa sela.



No comments: