Menggenggam Andromeda
Singa
dan macan terus beradu dalam mencari mangsa, berlari dan terus berlari. Tak
mengenal pagi, siang bahkan malam. Mereka mengejar apa impian mereka dalam
mencari mangsanya. Singa dengan sebutan raja hutan tapi dia berhati lembut dan
baik, berbulu coklat yang memikat sedangkan macan yang berbulu loreng hitam
coklat yang melunturkan pandangan setiap orang yang melihat karena kecantikan
nya , dengan sifat tegas dan memiliki suara lantang. Macan dan singa adalah
seorang sahabat baru dari seberang desa di sebelah kota besar di Islandia.
Mereka menjadi sahabat sejak memutuskan berpisah dengan kedua orang tuanya dan
merantau di sebuah kota besar di daerah Afrika. Berkumpul dalah sebuah forum,
mereka menemuka teman baru yang bernama Chita . Si macan kecil yang berbulu
coklat dan tak ada loreng di sekujur tubuhnya. Chita, macan dan Singa pun kini
saling mengenal . dalam perjalanan perantauan mereka selalu menemukan kecocokan
satu sama lain. Sering dikenal teman sekelilingnya dengan sebutan trio angel
karena tingkah laku mereka yang selalu sama dan beragam sifat mereka yang
berbeda menjadikan kecocokan dalam berteman. Chita yang selalu menunjukan
tingkah konyolnya sehingga memberi warna dalam perjalanan hidup. Singa yang
mempunyai hati lembut suka menolong , rajin menabung dan tidak sombong akan
tetapi super duper tledor. Dengan keteledoran tersebut sifat tegas si Macan pun
menonjol akan tetapi dia yang suka mengulur waktu sampai pada akhirnya apa yang
iya inginkan tak terlaksana. Yah perbedaan inilah yang membuat trio angel
ini saling melengkapi.
Di
sebuah tempat diatas gedung tertinggi mereka saling berjanji menjadi teman
terbaik dan menuju cita-cita yang telah mereka inginkan. Singa, Macan dan Chita
pun memiliki impian yang berbeda. Seirama dalam nada, satu dalam langkah ,
bahagia dalam tangis, dan merangkul saat terinjak demi meraih cita. Penyaksian
oleh rasi bintang dalam heningnya malam yang kelam. Menembus sinar Andromeda
dan saling berkeinginan tuk menggenggamnya dalam genggaman tangan kecil tanpa
sela.
Mereka
bertiga semakin merangkul dan mendekap dalam lengan persahabatan demi meraih
citanya. Akan tetapi disaat musim mulai berganti dari musim semi ke musim
gugur, musim salju ke musim panas . hari pun mulai berganti menjadi bulan.
Sebuah Andromeda berubah menjadi andromex kini mulai ngebooming. Singa yang
telah berhasil meraih andromex dalam genggamanya, berbentuk kotak berukuran
10x5 cm, tipis, dan bisa berubah tampilan apabila disentuh dengan tangan. Macan
yang hanya bisa memiliki serpihan bata kotak yang hanya bisa digunakan seperti
penghantar kabar bagai merpati yang terbang di awan dan telegram modern Akan
tetapi masih belum bisa menggenggam andromex yang sebenarnya. Chita yang Cuma
memiliki sekeping bata putih , berukuran 7x4 cm, anak dari Andromeda akan
tetapi tak sama seperti andromex sebenarnya.
Berbagai
usaha telah mereka lakukan demi menggenggam Andromeda dalam jeratan jari.
Singan dan Macan kini bisa meraih dan menggenggam andromex sebenarnya. Setelah
singa dan macan kini bisa mendapatkan nya mereka berubah 80o F
terhadap lingkungan sekitar. Mereka tak peduli dengan lawan disekitarnya dalam
mencari mangsa. dulu singa dan macan jalan dengan mencongak, setelah Andromeda
jatuh runduklah kepala. Di sepanjang hamparan pasir dan kerikil tunduklah
kepala mereka. Bahkan mereka terus dan terus merunduk.
Lupa kan tugas lain dan kawan di sekitarnya.
Si Chita pun merasa terlupakan akan tingkah mereka, sama sekali tak
peduli. Terdampar aku lara bagaikan batu karang tersapu ombak. Menggulung di
atas tanah yang kaku permukaan. Bisik hati merintih sepi. Saat mulut mulai
terbungkam membisu. Kebisuan menjadi raja saat ini. Adakah kalian tau ? seorang
sahabat dalam nyanyian rindu mencoba memanggil kalian, dalam hembusan angin
malam yang menghantarkan kenangan kita lalu. Masih ingatkah kau sahabarku ?
nada- nada yang pernah kita nyanyikan saat dunia berpaling dari kita dan hanya
satu kata untuk kalian “ aku menanti kebersamaan dulu kita saat Andromeda
berada di atas kepala kita dalam indahnya malam”. “Aku tahu dan aku sadar ini
bukan mereka yang salah , ini akibat dari andromex yang mulai merajai jagat
raya ini dan berubah menjadi Android” cetus si Chita karena kejengkelan nya.
Semakin
hari si Macan dan Singa merasakan ada yang beda dengan Chita. “ eh … si chita
kok sekarang jadi diem yah sama kita ada apa yah ?” ujar Macan . “ gak tau,
akhir-akhir ini dia agak jauh sama kita, kayaknya dia marah sama kita, tapi
marah kenapa yah ?” saut Singa tanpa merasa bersalah. Kemudian mereka
menghampiri Chita bersamaan dan menanyainya perlahan. “ Chita sayang , kamu
kenapa kok sekarang diem sama kita, kamu marah ?” ucap Singa dan Macan. Chita
tetap terdiam dan tak mau menjawab akan tetapi air matanya yang tiba-tiba
menetes, tampak dari mukanya kalau dia lagi sedih. “ Chita maafkan kita kalau
kita salah sama kamu”, ucap Singa. Perlahan Chita mulai membuka mulut dan mulai
bicara, “ entah apa yang aku rasa saat ini, apa ini keegoisanku ataukah Cuma
halusinasiku. Aku merasa setelah android digenggaman kalian, kalian udah gak
peduli sama aku , bahkan aku ajak ngomong kalian tapi gak pernah ngerespon aku.
Apa ini yang dimaksud impian kalian? Mendapatkan sesuatu yang hanya bisa
didapat dengan beberapa lembaran uang tapi kalian meninggalkan teman kalian
sendiri. Apa ini yang dinamakan sahabat ?”. Isakan tangis saat itu menjadi
saksi akan tulusnya rasa persahabatan mereka. Pelukan antara Singa, Macan, dan
Chita menyadarkan bahwa sahabat tak kan bisa tergantikan oleh benda apapun
termasuk android yang telah mereka genggam dalam tangan tanpa sela.
No comments:
Post a Comment